REVIEW MANDIRI PENGANTAR JURNALISTIK

 

REVIEW MANDIRI

PENGANTAR JURNALISTIK

Dosen Pengampu: Sri Sumarni, M.Si.








 

NAMA: MUHAMMAD RAIHAN AKHSAL

NIM: 21041017

PRODI: ILMU KOMUNIKASI A

 

INSTITUT MANJEMEN WIAYATA INDONESIA

 

 

“Pengantar Jurnalistik”

Oleh : Zerdiansyah - 2104117 | Mahasiswa : Institut Manajemen Wiyata Indonesia (imwi.ac.id)

rhnakhsal@gmail.com

Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi, yang berperan sebagai generasi penerus bangsa serta diharapkan untuk memiliki kemapuan, akhlak yang mulai serta keterampilan untuk menjadi calon pemimpin di masa depan demi bangsa. Institut Manajemen Wiyata Indonesia memfasilitasi setiap mahasiswa untuk menimba ilmu yang bermanfaat bagi masa depan mahasiswa. Bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi, akan banyak sekali Ilmu yang akan dipelajari salah satunya mata kuliah Pengantar Jurnalistik.

Di paruh semester setelah UTS kali ini, mata kuliah Pengantar Jurnalistik membahas banyak sekali ilmu yang bermanfaat. Mata kuliah ini berisi berbagai topik seputar regulasi media, jenis-jenis karya jurnalistik, proses penulisan berita, bahasa jurnalistik, fungsi, dan ketentuan penggunaan bahasa jurnalistik serta nilai dan prinsip nilai berita, manajemen pemberitaan media massa, disrupsi digital dan kualtias jurnalisme online indonesia dan peranan media pers di panggung pemilu dan pilpres, dan keberpihakan dan objektivitas media serta dinamika dan peran jurnalisme warga. Pembahasan materi-materi tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat memahami bagaimana dunia jurnalistik dan bisa saja menjadi bekal bagi mahasiswa ketika sudah memasuki dunia kerja di bidang jurnalistik.

Regulasi media adalah kontrol dan pembinaan pemerintah dan lembaga lain terkait dengan media cetak dan online. Semua ini diatur oleh undang-undang dengan aturan dan prosedur untuk mencapai tujuan yang berbeda, seperti tidak berprasangka terhadap perlindungan kepentingan publik yang disebutkan dalam rezim media, mempromosikan persaingan dan pasar media yang efisien atau menciptakan standar teknis bersama. Regulasi media di Indonesia didasarkan pada UUD (1945) dan sosial budaya masyarakat, antara lain UU No. 32 Tahun 2002, UU No. 40 Tahun 1999, UU No. 11 Tahun 2008 dan UU No. 14 Tahun 2008 .

Pelindung kredibilitas aktivitas jurnalistik, yang tercermin dalam Nilai-Nilai Utama dari aturan etika. Wartawan Indonesia bekerja secara independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak curang. Wartawan Indonesia menggunakan tugas jurnalistik secara profesional. Wartawan Indonesia selalu mengecek informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampuradukkan fakta dan opini yang memberatkan, serta menerapkan asas praduga tak bersalah. Wartawan Indonesia juga tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Wartawan Indonesia berhak menolak untuk melaporkan narasumber yang tidak ingin identitas atau keberadaannya diketahui, tunduk pada ketentuan embargo, informasi latar belakang dan perjanjian "off the record". Wartawan Indonesia tidak akan menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi berdasarkan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin atau bahasa dan tidak memandang rendah orang lemah, miskin, sakit, cacat mental atau fisik. Terlepas dari kepentingan publik, jurnalis Indonesia menghormati hak narasumber dalam kehidupan pribadinya. Wartawan Indonesia akan segera mencabut, mengoreksi dan memperbaiki berita bohong dan tidak akurat serta meminta maaf kepada pembaca, pendengar dan/atau pemirsa. Wartawan Indonesia juga berhak atas kompensasi dan koreksi yang proporsional, dan penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh Dewan Pers. Organisasi jurnalis dan/atau perusahaan pers memberikan sanksi atas pelanggaran aturan etika jurnalistik.

3 kesalahan yang sering dilakukan pers:

Pertama, Unbalanced Reporting Journalism tidak seimbang ketika sumber berita atau sumber terkait tidak diberi ruang yang cukup untuk menyampaikan informasi atau data. Misal ada berita seperti media online, dulu bawa berita, setelah 15 menit baru terkonfirmasi. “Pertama harus meneliti penulisan berita, apalagi berita yang merugikan orang lain, jadi harus dikukuhkan (meliputi kedua belah pihak, NB WA) kelompok dan terakhir kecaman atau kesimpulan tanpa informasi pers sebenarnya bisa menyimpulkan bahwa, apa yang terjadi di berita, tetapi harus dilakukan dengan informasi dan fakta yang benar.

Karya jurnalistik tersebut meliputi berita langsung/berita spot, opini, dan fitur/berita hangat/berita. Untuk lebih memahami teman-teman dengan karya jurnalistik yang disebutkan sebelumnya oleh penulis, yaitu memahami makna dan kepentingannya. Live News/Breaking News/Hard News merupakan berita penting yang harus segera diberitakan ke publik. Langsung ke intinya dan kebanyakan ditampilkan di surat kabar, media online, TV atau radio. Selanjutnya adalah tulisan opini, tulisan opini adalah tulisan yang berisi pendapat tentang suatu masalah atau peristiwa. Ini termasuk menulis opini, termasuk kolom, artikel, dan berita utama (editorial, editorial). Dalam hal menulis opini yang baik, yaitu memilih topik, mengumpulkan data, mengolah data, membuat berita utama, memberikan petunjuk yang baik, membuat alur tulisan, dan berhenti menulis. Penulis yang mengulas artikel opini kali ini membahas mengenai opini yang berkaitan dengan artikel opini, tentunya sebelum munculnya artikel opini terlebih dahulu, sehingga penulis melakukan evaluasi sedikit tentang opini. Opini tersebut lebih merupakan opini media yang mengkhawatirkan realitas yang berkembang. Konstruksi peristiwa tidak termasuk pendapat, melainkan evaluasi peristiwa (fakta). Penulisan tidak didasarkan pada pesan seperti 5W + 1H. Salah satunya adalah editorial/headline, yaitu penilaian atau analisis editor terhadap situasi dan berbagai topik. Syarat pendapat adalah orisinil, faktual, ilmiah, sistematis, mengandung pemikiran atau gagasan dan bahasa yang baik dan benar.

Pada kolom tersebut terdapat tajuk rencana tentang penulisan tulisan opini, maka penulis tajuk rencana menjelaskan bagaimana memahaminya dan bagaimana menghubungkannya dengan tulisan opini yang telah dibahas sebelumnya. Tajuk rencana adalah tulisan yang menyajikan pandangan redaksional terhadap fakta/kenyataan, karena merupakan pandangan redaksional, artinya tajuk berita berisi tentang opini secara ringkas dan tersusun secara logis.

Sebelumnya yaitu pada artikel opini, penulis menjelaskan artikel dari sudut pandang jurnalistik. Artikel tersebut merupakan karya jurnalistik dengan karya ilmiah. Dalam artikel tersebut, struktur suratnya seperti artikel ilmiah:

Ada batasan masalah yang ditulis untuk klarifikasi lebih lanjut, mungkin juga ada solusi dari masalah dan bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah standar, tetapi tidak kaku. Jadi, langkah terpenting dalam menulis artikel adalah menentukan masalah (topik) yang akan dianalisis, sehingga dapat disistematisasikan, sehingga benang merah dapat lebih mudah ditarik. Topik artikel bisa apa saja mulai dari teknologi hingga politik, dari topik kecil hingga topik besar.

Kolom essay ini juga termasuk bagian dari pada jenis tulisan artikel opini, maka dari pada itu penulis ingin menjelaskannya agar lebih paham bagaimana dari pengertian dan pemaparan materi lainnya mengenai kolom essay ini, tanpa berlama-lama mari ulas bersama materinya. Saat menulis, kolom tidak sekaku artikel. Bahasa yang digunakan lebih luwes, lebih mudah dipahami, dan terkesan lebih santai saat menjelaskan gagasan. Esai lebih mudah dan lebih pendek untuk ditulis daripada kolom. Karakter penulis diwujudkan dalam esai, dan kualitas pribadi ditekankan. Hubungan dengan pikiran terkesan santai, bahasa luwes, aliran bahasa lebih langsung. Masalah dijelaskan.

Masuk kepada materi Feature/Soft News, materi ini bagian dari jenis-jenis karya jurnalistik sebab itu penulis akan memaparkan materi ini dengan jelas agar paham dari pengertiannya dan pembahas lainnya. Jadi agar lebih mari ulas materi ini dengan seksama. Untuk menggambarkan sesuatu yang bersifat umum yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari, tidak selalu karena ada masalah tertentu. Tujuan utama feature adalah untuk menarik perhatian orang untuk membaca. Artikel kreatif yang menarik, terkadang subyektif, dan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang suatu peristiwa, situasi, atau kehidupan seseorang. Gaya penulisannya menyerupai gaya narator, bahkan terkadang prosa. Unsur manusia selalu memainkan peran penting dalam penulisan feauture. Terdapat juga unsur-unsur feature, diantaranya :

3 kesalahan yang sering dilakukan pers: Pertama, Unbalanced Reporting Journalism tidak seimbang ketika sumber berita atau sumber terkait tidak diberi ruang yang cukup untuk menyampaikan informasi atau data. Misal ada berita seperti media online, dulu bawa berita, setelah 15 menit baru terkonfirmasi. “Pertama harus meneliti penulisan berita, apalagi berita yang merugikan orang lain, jadi harus dikukuhkan (meliputi kedua belah pihak, NB WA) kelompok dan terakhir kecaman atau kesimpulan tanpa informasi pers sebenarnya bisa menyimpulkan bahwa, apa yang terjadi di berita, tetapi harus dilakukan dengan informasi dan fakta yang benar.

Karya jurnalistik tersebut meliputi berita langsung/berita spot, opini, dan fitur/berita hangat/berita. Untuk lebih memahami teman-teman dengan karya jurnalistik yang disebutkan sebelumnya oleh penulis, yaitu memahami makna dan kepentingannya. Live News/Breaking News/Hard News merupakan berita penting yang harus segera diberitakan ke publik. Langsung ke intinya dan kebanyakan ditampilkan di surat kabar, media online, TV atau radio. Selanjutnya adalah tulisan opini, tulisan opini adalah tulisan yang berisi pendapat tentang suatu masalah atau peristiwa. Ini termasuk menulis opini, termasuk kolom, artikel, dan berita utama (editorial, editorial). Dalam hal menulis opini yang baik, yaitu memilih topik, mengumpulkan data, mengolah data, membuat berita utama, memberikan petunjuk yang baik, membuat alur tulisan, dan berhenti menulis. Penulis yang mengulas artikel opini kali ini membahas mengenai opini yang berkaitan dengan artikel opini, tentunya sebelum munculnya artikel opini terlebih dahulu, sehingga penulis melakukan evaluasi sedikit tentang opini. Opini tersebut lebih merupakan opini media yang mengkhawatirkan realitas yang berkembang. Konstruksi peristiwa tidak termasuk pendapat, melainkan evaluasi peristiwa (fakta). Penulisan tidak didasarkan pada pesan seperti 5W + 1H. Salah satunya adalah editorial/headline, yaitu penilaian atau analisis editor terhadap situasi dan berbagai topik. Syarat pendapat adalah orisinil, faktual, ilmiah, sistematis, mengandung pemikiran atau gagasan dan bahasa yang baik dan benar.

Pada kolom tersebut terdapat tajuk rencana tentang penulisan tulisan opini, maka penulis tajuk rencana menjelaskan bagaimana memahaminya dan bagaimana menghubungkannya dengan tulisan opini yang telah dibahas sebelumnya. Tajuk rencana adalah tulisan yang menyajikan pandangan redaksional terhadap fakta/kenyataan, karena merupakan pandangan redaksional, artinya tajuk berita berisi tentang opini secara ringkas dan tersusun secara logis.

Ada batasan masalah yang ditulis untuk klarifikasi lebih lanjut, mungkin juga ada solusi dari masalah dan bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah standar, tetapi tidak kaku. Jadi, langkah terpenting dalam menulis artikel adalah menentukan masalah (topik) yang akan dianalisis, sehingga dapat disistematisasikan, sehingga benang merah dapat lebih mudah ditarik. Topik artikel bisa apa saja mulai dari teknologi hingga politik, dari topik kecil hingga topik besar.

·         Topik, penulis dapat bercerita dengan sudut pandang orang pertama 

·         Informatif, terkadang artikel yang bagus berasal dari sebuah cerita tidak begitu spesifik, tetapi dengan kejelian penulis, hal-hal kecil dapat berubah menjadi artikel yang menarik

·         Menghibur, tujuan fungsi menulis adalah untuk menarik perhatian pembaca

·         Awet

·         Kreatif

·         Unik

Memanfaatkan materi penting dari Straight News. Biasanya memberikan elemen manusia/manusia di balik peristiwa panas atau memberikan latar belakang ( konteks dan perspektif) melalui interpretasi. Detail dan bagian penting tersebar di seluruh tulisan Jika Stright News ditulis dengan tekhnik piramida terbalik (makin ke bawah makin tidak penting), dalam news features Lead (intro) dan ending (penutup) sama pentingnya. Jika halaman tak cukup, justru batang tubuhnya yang dipotong. Bangun beritanya adalah:

1. Lead

2. Batang Tubuh

3. Ending

Adapun proses dari penulisan berita diantaranya news planning (perencanaan berita), news gathering (pengumpulan bahan berita), news writing (penulisan berita), news editing (mengedit berita), dan news publishing (publikasi berita). Setelah terdapat proses penulisan berita yang terdiri dari 5 proses yang sebelumnya tadi sudah disebutkan, penulis akan membahasnya satu-satu agar teman-teman atau pembaca blog ini bisa memahami dari proses-proses penulisan berita secara perlahan.

A. News Planning (Perencanaan Berita), proses penulisan berita disebuah media diawali dengan perencanaa berita (news planning). Berupa rapat redaksi aau rapat proyeksi juga dalam rapat ini disepakati tema, topik, atau isu yang diangkat, pembagian tugas dan lain-lain.

B.  News Gathering (Pengumpulan Bahan Berita), proses pengumpulan bahan berita berupa reportase. Wartawan meliput kejadian, wawancara, atua riset data untuk mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai fakta (aktual, faktual, penting, dan menarik). Fakta yang dikumpulkan harus menjawab pertanyaan enam unsur berita 5W+1H :

What : Apa yang terjadi

Who : Siapa yang terlibat dalam kejadian

Where : Di mana kejadiannya

When : Kapan terjadinya

Why : Kenapa hal itu terjadi

How : Bagaimana proses terjadinya

Sumber berita resmi : contoh pejabat pemerintah, humas suatu lembaga, aparat kepolisian. Sumber berita tidak resmi : contohnya saksi mata, sumber informal, atau informan yang tak mau disebutkan namanya. Hasil riset, misal isu hangat yang tengah trending di media sosial.

 

C.  News Writing (Penulisan Berita), fakta yang sudah dihimpun lalu disusun menjadi sebuah berita dengan menggunakan bahasa jurnalistik. Karakter utama bahasa jurnalistik diantaranya spesifik yaitu kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana, dan komunikatif jelas, languns ke pokok permasalahan, juga mudah dipahami orang awam.

D. News Editing (Mengedit Berita), setelah berita selesai dibuat, proses berikutnya adalah penyuntingan naskah dari sisi redaksional (tata bahasa) dan substansial (isi/konten/akurasi data). Editing naskah dilakukan oleh reporter sendiri, lalu disempurnakan oleh editor (redaktur).

E. News Publishing (Publikasi Berita), proses pembuatan berita sudah beres di point satu sampai empat. Setelahnya, berita dipublikasikan di media massa dicetak untuk media cetak, disiarkan untuk media penyiaran (radio/tv), dan diposting atau diunggah untuk media online (situs web berita).

Rosihan Anwar mengungkapkan bahwa bahasa jurnalistik ialah sebagai bahasa yang digunakan wartawan, atau disebut pula bahasa pers. Beberapa sifat khas yang dimiliki bahasa jurnalistik, yakni singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Juga Rosihan Anwar dalam bukunya berjudul Bahasa Jurnalistik dan Komposisi (2004) menyampaikan beberapa ciri bahasa jurnalistik yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Terdapat ciri bahasa jurnalistik yaitu singkat, singkat ialah bahasa jurnalistik diharapkan mampu mempermudah masyarakat dalam mencerna informasi yang disampaikan, lalu kedua ada padat, padat disini ialah sebuah penyampaian informasi yang dilakukan secara lengkap kepada masyarakat. Padat dalam konteks bahasa jurnalistik berarti penyajian informasi langsung pada pokok persoalannya. Berikutnya sederhana, yaitu bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari tingkat pendidikan paling rendah hingga paling tinggi. Ke empat jelas, yaitu ditujukan supaya publik tidak membaca informasi secara terputus-putus, melainkan lancar. Selanjutnya jelas, yaitu untuk mempermudah pembaca agar memahami informasi yang disampaikan. Terakhir menarik, dimaksudkan untuk menggugah publik agar mau terus menerus membaca informasi yang disuguhkan media.

Adapun fungsi dari bahasa jurnalistik, Widodo dalam bukunya Teknik Wartawan Menulis Berita di Surat Kabar dan Majalah, 1997 halaman 65 mengungkapkan bahwa fungsi bahasa jurnalistik sebagai pedoman bagi wartawan untuk menulis berita di media massa, baik media cetak maupun media elektronik yang mempunyai aturan-aturan yang berlaku sehingga tidak terjadi kekacauan dan dapat meningkatkan nilai suatu berita. Salah satu aturan berita bahasa jurnalistik dalam menulis adalah ringkas. Arti ringkas disini adalah wartawan harus hemat dalam penggunaan kata. Fungis bahasa jurnalistik digunakan untuk menulis naskah atau berita dimedia komunikasi massa seperti surat kabar, majalah, dan sebagainya oleh wartawan. Adapun 10 nilai berita yang menjadi parameter apakah sebuah peristiwa layak diberitakan atau tidak, diantaranya :

·         Magnitude, pengaruh

·         Nilai berita magnitude artinya seberapa luas pengaruh suatu peristiwa bagi publik atau masyarakat luas. Contoh: kenaikanharga BBM. Luasnya pengaruh suatu berita bagi masyarakat menentukan apakah berita bernilai atau tidak.

·         Significance, penting

·         Nilai berita significance artinya menyangkut kepentingan (importance) orang banyak. Seberapa penting arti suatu peristiwa bagi publik atau apakah peristiwa itu penting diketahui masyarakat. Contoh: wabah penyakit, kenaikan harga sembako.

·         Timeliness, aktualitas

·         Nilai berita timeliness disebut juga actuality, immediacy, dan newnews yang artinya kebaruan, yakni baru saja terjadi. Contohnya, peristiwa akan dan sedang berlangsung, sudah terjadi semenit, sejam, atau maksimal sehari yang lalu.

·         Proximity, kedekatan

·         Nilai berita kedekatan yaitu kedekatan peristiwa terhadap khalayak secara geografis, psikologis, dan ideologis.

·         Geografis, lokasi kejadian

·         Psikologis – keterikatan budaya (kultural), pikiran, perasaan, kesukaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau berita.

·         Prominance, ketokohan

·         Ketokohan atau ketenaran akan membuat seseorang menjadi sumber berita. Ada istilah “news maker” atau “man makes news”. Apa pun yang dilakukannya atau diucapkannya bisa menjadi berita.

·         Impact, dampak

·         Semakna dengan nilai berita nomor 1 dan 2. Seberapa besar dampak suatu kejadian; seberapa banyak orang yang terkena dampak, seberapa luas, seberapa lama pula dampak tersebut dirasakan.

·         Conflict, konflik

·         Peristiwa ketegangan, perang, kericuhan, selalu menarik, termasuk konflik antara artis atau politisi dan konflik antarnegara.

·         Human Interest

·         Peristiwa yang menyentuh perasaan kemanusiaan (human touch), misalnya perbudakan dan penganiayaan, perjuangan bangsa yang masih dijajah (Palestina), atau peritsiwa apa pun yang dapat menimbulkan efek emosi dan menimbilkan simpati.

·         Unusualness, keanehan

·         Disebut juga oddity, uniqueness. Keluarbiasaan, keunikan, ketidaklaziman, ketidakumumam. Hal yang unik, tidak lazim, aneh, tidak biasa. Manusia cenderung ingin tahu tentang segala hal yang unik dan aneh. Hal-hal yang belum pernah atau tak bias ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan menarik perhatian.

·         Sex, seks

·         Ada ungkapan, semua tulisan/berita membosankan, kecuali tentang seks. Peristiwa seksual selalu menarik karena menyangkut salah satu kebutuhan dasar dan fitrah manusia. Contohnya perkosaan, perselingkuhan, prostitusi, pelecehan, dan tindakan asusila lainnya.

Manajemen berasal dari kata bahasa inggris yaitu management, yang berasal dari bahasa italia yaitu manajiare yang berarti memimpin, mengarahkan dan mengatur.Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Manajemen Media Massa dapat diartikan yaitu sebuah disiplin pengelolaan media berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan menurut standar yang ada. Manajemen media massa dimulai dengan manajemen komunikasi yang dipadukan dengan paradigma positivis, paradigma kritis, dan manajemen media. Manajemen media melihat aspek dari sisi proses manajemen dilakukan dan manajemen media dipeengaruhi oleh berbagai segi aspek. Manajemen media massa merupakan tatanan yang rapi agar nantinya media yang diserahkan ke publik tidak berantakan dan sesuai dengan fakta yang ada. Sedangkan manajemen berita (newsroom) juga memiliki bidang redaksi. Misi bidang redaksi adalah mengisi media dengan berita yang relevan atau informasi terkini yang dibutuhkan masyarakat. Dimana berita atau informasi yang dihasilkan dapat menarik pendengar atau khalayak untuk tertarik dengan apa yang disiarkan. Selain itu, berita atau informasi yang disampaikan juga harus memenuhi standar dan bermanfaat bagi pendengarnya. Pada dasarnya, manajemen dipraktikkan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa kepemimpinan, segala upaya dan pencapaian tujuan perusahaan menjadi sia-sia. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan manajemen yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut Luther Gulick, fungsi manajamen pemberitaan media massa ialah sebagai berikut :

1. Planning : secara harfiah berarti merencanakan sebuah pekerjaan. Fungsi planning mencakup penganggaran karena sebuah perencanaan meliputi berbagai rencana termasuk biaya dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Organizing : berfungsi mengatur orang-orang yang terlibat didalam unit kerja untuk mencapai sebuah program kerja yang sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.

3. Staffing : merupakan bagian dari organizing, tetapi karena posisinya sangat penting maka staffing menjadi fungsi yang berdiri sendiri. Fungsi staffing sendiri berarti penempatan orang-orang kedalam unit kerjanya masing-masing.

4. Directing : berisi tentang pemberian perintah dan saran, arahan, baik secara tidak langsung maupun secara langsung dari pihak atasan kepada pihak bawahan.

5. Coordinating : menghubungkan atau menyatukan, menyelaraskan persepsi serta pemahaman antar bagian dalam suatu pekerjaan terhadap langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran.

6. Reporting : menyampaikan hasil kegiatan dan perkembangan mengenai segala hal yang terkait dengan fungsi dan tugas unit kerja masing-masing.

7.Budgeting: Menentukan pembiayaan yang dibutuhkan dalam mengoperasionalkan.

Dalam kualitas jurnalisme online, disrupsi teknologi dimaknai sebagai sebuah perubahan fundamental akibat perkembangan sistem teknologi digital, yang mana teknologi digital atau robot mulai menggantikan dan merubah peran serta pekerjaan manusia, Menurut Arif Zulkifli, digitalisasi merubah seluruh dunia dan tampaknya juga tidak dapat diikuti dengan baik oleh banyak media serta disrupsi digital sekarang telah mengubah bisnis di semua industri termasuk insan pers. Menyeimbangkan digitalisasi serta disrupsi teknologi media atau jurnalis harus berpegang teguh pada dua aturan yang sejalan dengan undang-undang, yaitu :

A. Memberikan informasi kepada publik, dengan mengingat tugas jurnalisme sebagai jembatan antara masyarakat dengan informasi itu sendiri,

B. Taat pada kode etik.

Media massa dalam pemilihan presiden maupun pemilihan umum adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Wartawan ikut memandu publik untuk menentukan pilihan kandidat pasangan calon kepala daerah yang terbaik. Karena fungsi dan perannya yang strategis itu pula, disadari atau tidak media massa sering dimanfaatkan para pemangku kepentingan (Stakeholder) Pilkada,Pemilu dan pilpres, dengan alasan mensukseskan pesta demokrasi baik itu pemilu maupun pilkada. Pada umumnya media massa mempunyai keterkaitan dalam pelaksanaan pesta demokrasi apapun bentuknya mulai dari pemilihan presiden, gubernur, walikota hingga bupati, senantiasa akan mendapat tempat di media massa. Peran media massa sebagai alat kontrol sosial sekaligus sebagai fungsi mempererat dan mempersatukan bangsa, dengan memberikan informasi kepada masyarakat perihal isu-isu negatif yang mengandung fitnah dan sara untuk segera diluruskan, agar masyarakat dapat teredukasi sekaligus mendapatkan pencerahan dengan informasi yang jernih.

Media massa telah memainkan peran yang begitu penting dalam kehidupan sosial, terutama di masyarakat saat ini. Menurut McQuail dalam bukunya “Mass Communication Theories”, ada enam perspektif untuk melihat peran media (McQuail, 2000:66) :

  • Melihat media massa sebagai window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Berita yang ada dalam media merupakan wadah belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.
  • Media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection. Dalam pengertian ini, media merupakan cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia. Media merefleksikan peristiwa apa adanya.
  • Memandang media massa sebagai filter, atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Isi media tidak mutlak dari relitas yang ada, tetapi sudah merupakan bentuk yang dibuat dan diseleksi oleh redaksi atau orang orang yang berhubungan dengan media tersebut.
  • Media massa sering kali pula dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidak-pastian, atau alternatif yang beragam. 
  • Melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik.
  • Media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif. (McQuail, 2000).

Mulyana (2001: 121) menemukan bahwa media massa tidak diragukan lagi mempengaruhi pemikiran dan tindakan publik mengenai efek komunikasi massa terhadap pengetahuan, pemahaman, sikap dan perilaku, pikiran (kognitif) dan hubungan interaktif masyarakat. Dilihat dari beberapa perspektif peran media bahwasannya dalam garis besar peran media yaitu memberikan informasi dan isi media tidak mutlak dari relitas yang ada tetapi sudah merupakan bentuk yang dibuat dan diseleksi oleh redaksi atau orang orang yang berhubungan dengan media tersebut, juga menurut Mulyana (2001: 121) mengemukakan bahwa media dapat memengaruhi pemikiran dan tindak publik mengenai efek komunikasi massa terhadap pengetahuan.

Media harus menjadi jendela objektif di mana publik melihat apa yang sedang terjadi. Masyarakat atau khalayak (pemirsa) menginginkan kebenaran berita yang diekspos dan tanpa distorsi oleh berbagai pihak. Dalam Sembilan Elemen Jurnalisme oleh Kovach dan Rosenstiel (2003), kewajiban pertama jurnalisme adalah kebenaran. Mereka mengatakan bahwa prinsip pertama jurnalisme adalah pencarian kebenaran yang tidak memihak, yang membedakannya dari semua bentuk komunikasi lain. Pada pernyataan tersebut terlihat bahwa jurnalis, tidak peduli dari media mana harus bertumpu pada objektivitas. Makna dari objektivitas dalam dunia media merupakan metode penyajian dunia sejujur ​​dan seakurat mungkin dalam batas-batas praktik jurnalistik. Selain itu, McQuail menunjukkan bahwa objektivitas sering dikaitkan dengan berita dan informasi. Menurut McQuail, "objektivitas mungkin hanya salah satu persyaratan berita, tetapi objektivitas juga memainkan peran penting sebagai kunci yang digunakan publik untuk memutuskan apakah berita tersebut dapat dipercaya." Perspektif objektivitas adalah bahwa seorang jurnalis harus tidak memihak dalam mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan berita.

Objektivitas jurnalistik sering mengacu pada keadilan, objektivitas, faktualitas, dan ketidakberpihakan. Idealisme berita yang dikonstruksi oleh media merupakan perwujudan realitas dalam peristiwa ini. Artinya, berita di media harus netral. Misalnya, rumusan yang dikemukakan oleh Lasswell mengasumsikan bahwa media hanyalah saluran informasi netral yang hanya menghubungkan pengirim dan penerima pesan. Berita didasarkan pada fenomena dan data objektif serta analisis tanpa atau opini subjektif. Realitas yang ditampilkan dalam berita murni berdasarkan hasil di lapangan. Di Indonesia, beberapa media arus utama telah mengakomodasi praktik jurnalisme warga seperti media Kompasiana yang merupakan milik Kompas, media Indosiana milik Tempo, Pasang Mata milik Detik, NET CJ milik Net Mediatama, dan sebagainya. Namun, berbagai jenis media jurnalisme warga di Indonesia yang telah disebutkan di atas memang tidak ada yang terbentuk secara independen, semua merupakan perpanjangan dari media arus utama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Macharashvili (2012) ada banyak keunggulan bagi media arus utama yang mengakomodasi praktik jurnalisme warga antara lain minimalisir biaya, memberikan masyarakat kesempatan dalam mewujudkan demokratisasi, berita lebih bervariasi terutama konteks lokal, tidak ada akuntanbilitas, dan dapat menjadi alternatif bagi wilayah yang tidak terjangkau.

Bentuk kolaborasi praktik jurnalisme warga dan jurnalisme media arus utama ini disebut Jurnalisme Hybrid (Kusumaningati, 2012). Kehadiran jurnalisme warga yang berkesan dan layak diberitakan adalah ketika tsunami dan gempa terjadi di Aceh, yang dengan cepat menyebar melalui Internet dan berhasil membawa bantuan nasional dan internasional kepada para korban bencana. Terserah pers sendiri untuk melaporkan peristiwa yang layak diberitakan terkait bencana atau krisis sebelum media arus utama tiba (Allan, 2009).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Cara Penggunaan Mendeley