REVIEW MANDIRI

HUBUNGAN MEDIA

Dosen Pengampu: Sri Sumarni, M.Si.



 

NAMA: MUHAMMAD RAIHAN AKHSAL

NIM: 21041017

PRODI: ILMU KOMUNIKASI A

INSTITUT MANJEMEN WIAYATA INDONESIA


 

Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi, yang berperan sebagai generasi penerus bangsa serta diharapkan untuk memiliki kemapuan, akhlak yang mulai serta keterampilan untuk menjadi calon pemimpin di masa depan demi bangsa. Institut Manajemen Wiyata Indonesia memfasilitasi setiap mahasiswa untuk menimba ilmu yang bermanfaat bagi masa depan mahasiswa. Bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi, akan banyak sekali Ilmu yang akan dipelajari salah satunya mata kuliah Hubungan Media.

Di paruh semester kali ini, mata kuliah Hubungan Media membahas banyak sekali ilmu yang bermanfaat. Mata kuliah ini berisi berbagai topik seputar Media Sosial dan Media Relations, Media Massa dan Jurnalis, Media Sosial Sebagai Alat Kehumasan, dan Komunikasi Krisis. Pembahasan materi-materi tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat menjadi bekal bagi mahasiswa ketika sudah memasuki dunia kerja.

Dalam era digital yang terus berkembang, hubungan media menjadi kunci penting dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Dua elemen utama dalam hubungan media adalah media sosial dan media relations. Media sosial telah menjadi platform utama bagi masyarakat dalam mencari informasi, berinteraksi, dan berbagi pandangan. Sementara itu, media relations melibatkan usaha organisasi atau pemerintah dalam membangun hubungan yang positif dengan media massa untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat.

Salah satu alasan utama mengapa masyarakat lebih percaya pada media sosial daripada situs pemerintah adalah aksesibilitas dan kemudahan dalam mendapatkan informasi. Media sosial menawarkan konten yang lebih mudah diakses dan disajikan dalam format yang lebih menarik, seperti video dan gambar. Selain itu, konten di media sosial cenderung lebih mudah dipahami karena sifatnya yang ringkas dan sederhana. Meskipun media sosial menawarkan kenyamanan dan kecepatan, situs pemerintah tetap memiliki peran penting bagi masyarakat. Situs pemerintah adalah sumber informasi resmi dan terpercaya yang menyajikan kebijakan, layanan publik, dan pengumuman pemerintah. Dengan mengandalkan situs pemerintah, masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan sahih.

Untuk memastikan efektivitas situs pemerintah, pemerintah harus membangun branding yang kuat dan positif. Branding yang kuat akan mencerminkan transparansi, komitmen, dan keterbukaan pemerintah kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan navigasi dan tata letak situs agar informasi lebih mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat.

Model komunikasi David K. Berlo, yang dikenal sebagai SMCR (Source, Message, Channel, Receiver), dapat diterapkan dalam hubungan media. Media sosial berperan sebagai saluran komunikasi yang memungkinkan pesan dari pemerintah atau organisasi berinteraksi dengan penerima melalui komentar, like, atau share. Model ini membuka peluang untuk mendapatkan umpan balik yang lebih cepat dan efektif dari masyarakat.

Salah satu keunggulan media sosial adalah kemampuannya untuk mengukur tingkat impresi atau seberapa banyak orang yang melihat dan berinteraksi dengan konten tertentu. Pengguna media sosial dapat melacak statistik seperti jumlah tampilan, like, komentar, dan share untuk mengevaluasi keberhasilan kampanye dan memahami minat masyarakat terhadap konten yang disampaikan. Menulis artikel untuk pemerintah memerlukan kejelasan dan kesederhanaan bahasa agar mudah dipahami oleh masyarakat. Artikel harus mengandung informasi yang akurat dan relevan. Selain itu, sertakan data dan fakta yang dapat mendukung pesan yang ingin disampaikan.

Dalam menyampaikan pesan melalui media sosial, caption harus menarik dan mencerminkan esensi konten. Video jurnalistik harus mengikuti prinsip-prinsip dasar jurnalisme dan menarik perhatian penonton. Sementara itu, naskah video YouTube harus singkat, padat, dan menarik agar mendapatkan respon positif dari penonton.

Menurut William F. Arens, media relations adalah upaya untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang positif antara organisasi dan media massa. Dalam konteks ini, hubungan yang baik dengan media dapat membantu organisasi atau pemerintah mencapai cakupan yang lebih luas dan positif.

        Aktifitas public relations meliputi berbagai kegiatan untuk membangun hubungan positif antara organisasi dan masyarakat, termasuk penyusunan siaran pers, konferensi pers, dan manajemen hubungan dengan media. Fungsi public relations meliputi pembangunan citra publik yang positif, peningkatan kepercayaan masyarakat, dan menyajikan informasi yang sesuai dengan tujuan organisasi. Menurut PRSA, perumusan aktifitas humas melibatkan perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan melibatkan penentuan tujuan komunikasi, identifikasi audiens target, dan strategi komunikasi. Implementasi adalah pelaksanaan strategi melalui berbagai media. Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan kampanye dan membuat perbaikan pada kampanye berikutnya.

Sebagai contoh, Johnson & Johnson berhasil memulihkan kepercayaan publik untuk produk Tylenol setelah krisis yang terjadi pada tahun 1982. Dalam kasus ini, Johnson & Johnson merespons dengan cepat dengan menarik produk Tylenol dari pasaran, memberikan informasi transparan kepada masyarakat, dan memperkenalkan kemasan baru yang aman. Respon cepat dan tindakan transparan ini berhasil membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap produk Tylenol dan membuktikan pentingnya tanggapan yang efektif dalam menghadapi krisis.

Media massa dan jurnalis memainkan peran krusial dalam menyampaikan informasi dan berita kepada masyarakat. Dalam materi ini, kita akan membahas tingkat kepercayaan masyarakat pada media di Indonesia berdasarkan survei Edelman Trust Barometer 2021, pandangan media terhadap media sosial (Dewan Pers), serta peran jurnalis medsos dan fungsinya dari segi infografis.

Survei Edelman Trust Barometer 2021 diluncurkan pada tanggal 13 Januari 2021 dengan tujuan untuk mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap berbagai institusi, termasuk media. Menurut hasil survei tersebut, tingkat kepercayaan masyarakat pada media di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2021, 72% responden menyatakan bahwa mereka mempercayai media sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan, naik 10% dari tahun sebelumnya. Hasil survei Edelman Trust Barometer 2021 menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat pada media di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mengandalkan media sebagai sumber informasi yang dipercayai. Peran jurnalis dalam menyajikan berita yang akurat, obyektif, dan kredibel menjadi faktor penting dalam meningkatkan kepercayaan tersebut. Jurnalis memiliki tanggung jawab besar untuk menghadirkan berita yang dapat dipertanggungjawabkan dan berimbang kepada masyarakat.

Selama masa pandemi, kepercayaan publik terhadap media menjadi semakin krusial. Masyarakat sangat bergantung pada media untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai situasi pandemi dan langkah-langkah pencegahan. Hal ini menuntut jurnalis untuk beroperasi dengan transparansi dan integritas, serta menyajikan informasi yang dapat membantu masyarakat membuat keputusan yang tepat dalam menghadapi situasi krisis.

Dewan Pers memiliki pandangan yang jelas mengenai media sosial. Media sosial dianggap sebagai saluran penting dalam menyebarkan informasi dan berita. Namun, Dewan Pers juga mengingatkan bahwa jurnalis dan media massa harus tetap mengedepankan prinsip jurnalisme yang etis dan profesional dalam menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial harus dilakukan dengan hati-hati, menjaga akurasi informasi, dan menghindari penyebaran berita palsu (hoaks) yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap media.

Jurnalis medsos adalah jurnalis yang aktif menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan berita dan informasi. Infografis menjadi salah satu alat yang efektif digunakan oleh jurnalis medsos dalam menyampaikan informasi secara visual. Infografis menggabungkan teks dan gambar secara menarik dan informatif, sehingga lebih mudah dipahami dan menarik perhatian pembaca di media sosial. Dengan demikian, infografis menjadi instrumen yang efektif untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap informasi yang disampaikan oleh jurnalis medsos. 1) memilih topik; mencari tahu apa yang sedang menjadi pembicaraan di internet/media sosial, dan juga dari apa yang menjadi pemikiran dari internal organisasi. 2) melakukan survey dan riset; mencari sumber-sumber data dari buku di perpustakaan, mencari sumber-sumber data dari internet, mencari dari sumber-sumber internal.3) mendapatkan data; mengumpulkan sumber-sumber data dari buku, internet dan sumber-sumber internal. 4) menganalisis data; menganalisis, mempelajari, membaca dan mengartikan data yang didapatkan dari buku-buku, internet dan sumber-sumber internal. 5) membuat narasi; membuat narasi, membangun cerita berdasarkan makna dari data yang didapat. 6) membuat sketsa/wireframe; membuat berbagai sketsa visual. 7) mengedit; mengedit format dan menyusun tampilan data untuk dimuat ke dalam visualisasi 8) mendesain mengintegrasikan visual dengan data yang telah disusun. 9) melakukan pengujian; melakukan validasi terhadap data dalam visualisasi. 10) penyempurnaan; melakukan perbaikan berdasarkan uji coba.

Dalam era digital ini, media sosial (medsos) telah menjadi alat penting bagi humas instansi pemerintah untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Materi ini akan mengulas peran humas dalam menggunakan media sosial, media sosial yang dapat digunakan oleh humas, skill-skill yang harus dikuasai, karakteristik media sosial, cara berinteraksi di media sosial, serta kekuatan visual dan video dalam penggunaan dan upload di media sosial.

Humas instansi pemerintah berperan sebagai perantara dalam menyampaikan informasi, kebijakan, dan program pemerintah kepada masyarakat. Melalui media sosial, humas dapat meningkatkan transparansi, partisipasi, dan interaksi dengan masyarakat, sehingga memperkuat ikatan antara pemerintah dan publik. Humas instansi pemerintah dapat memanfaatkan berbagai platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, LinkedIn, dan YouTube untuk menyampaikan pesan dan informasi secara lebih luas. Setiap platform memiliki keunikan dan karakteristiknya sendiri, sehingga humas perlu memilih platform yang sesuai dengan tujuan komunikasi dan audiens target.

Di era media sosial, humas harus menguasai berbagai skill seperti kemampuan menulis dengan gaya yang sesuai dengan platform, analisis data untuk mengukur performa kampanye, pengelolaan krisis di media sosial, dan penguasaan teknologi dan algoritma yang berlaku di platform media sosial. Media sosial adalah platform digital yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi konten, dan terhubung dengan orang lain secara online. Karakteristik utama media sosial adalah partisipasi, aksesibilitas, dan interaktifitas, yang memungkinkan pengguna untuk berkontribusi dalam pembuatan dan penyebaran konten.

Humas berinteraksi di media sosial dengan merespons komentar, membalas pesan, menyajikan informasi terkini, dan mengajak diskusi. Humas juga dapat menggunakan fitur live streaming untuk menyelenggarakan acara dan sesi tanya jawab secara langsung dengan masyarakat. Media sosial memberikan peran strategis bagi humas dalam menyajikan informasi dengan lebih menarik, transparan, dan personal. Media sosial juga menjadi kanal untuk memahami dan merespons aspirasi, opini, dan kebutuhan masyarakat secara real time.

Konten visual seperti gambar dan video memiliki kekuatan untuk menarik perhatian lebih besar daripada teks tulisan di media sosial. Visual yang menarik dan informatif dapat meningkatkan keterlibatan dan interaksi pengguna dengan konten yang disajikan. Menurut Hubspot, Otak manusia memproses visual 60.000x lebih cepat dari tulisan. Cisco memperkirakan bahwa Pada tahun 2018, 79% traffic internet dipenuhi video. Wordstream mencatat 59% eksekutif mengatakan bahwa mereka lebih suka menonton video daripada membaca teks. Adelie Studios melaporkan bahwa 51% dari semua pemutaran video ada di perangkat seluler.

Humas sering dihadapkan pada kendala waktu, anggaran, dan keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan produksi dalam pembuatan video untuk media sosial. Selain itu, humas juga harus memastikan konten video sesuai dengan regulasi dan panduan pemerintah terkait. Kendala yang sring dihadapi juga seperti alat terbatas, bingung untuk memulai, kemampuan editing terbatas, tidak siap dikritik, dan tidak konsisten.

Menggunakan smartphone untuk membuat konten memiliki kelebihan dalam kemudahan dan fleksibilitas. Smartphone memungkinkan humas untuk membuat konten secara cepat dan praktis. Namun, ada kekurangan dalam kualitas produksi, terutama jika tidak menggunakan peralatan pendukung seperti kamera dan mikrofon eksternal.

Dalam penetapan tema, humas perlu mempertimbangkan relevansi, tujuan, dan target audiens dari acara, kegiatan, atau program kerja yang akan disajikan. Tema yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan membantu meningkatkan partisipasi dan kehadiran dalam kegiatan tersebut. Tema vlog dapat mencakup berbagai topik menarik, informatif, atau menghibur seperti wisata, kuliner, kecantikan, otomotif, kesehatan, fashion, games, dan lain-lain. Konten yang menarik, informatif, atau menghibur akan memikat minat pengguna media sosial dan meningkatkan interaksi dengan akun atau halaman pemerintah.

Langkah-langkah pembuatan vlog mencakup perencanaan konten, pengambilan gambar atau video dengan posisi horizontal untuk mengoptimalkan tampilan di layar, pengeditan konten, dan pengunggahan ke platform media sosial. Tips pengambilan gambar dalam posisi horizontal akan memberikan tampilan lebih profesional dan dapat diakses dengan baik di berbagai perangkat.

Krisis adalah keadaan darurat yang tak terduga, biasanya menimbulkan ancaman serius terhadap reputasi, kelangsungan, dan keberlangsungan suatu organisasi, perusahaan, atau pemerintahan. Komunikasi krisis adalah upaya untuk merespons dan mengatasi situasi krisis dengan menggunakan strategi komunikasi yang tepat dan efektif. Hal ini melibatkan penyampaian informasi yang akurat, konsisten, dan tepat waktu kepada berbagai pihak terkait. Komunikasi krisis memiliki keterkaitan erat dengan humas (hubungan masyarakat) karena peran humas sebagai garda terdepan dalam mengelola komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) dalam situasi darurat. Apabila krisis ditangani dengan baik melalui komunikasi yang efektif, manfaatnya termasuk meminimalisir dampak negatif pada citra dan reputasi organisasi, membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan, dan membantu pemulihan setelah krisis berlalu.

Perbedaan utama antara krisis dan masalah sehari-hari adalah krisis bersifat tak terduga, dapat menimbulkan ancaman besar, serta memerlukan tanggapan yang cepat dan tepat. Sementara itu, masalah sehari-hari adalah situasi yang dapat dikelola secara rutin dan tidak berdampak serius. Krisis bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti bencana alam (seperti gempa bumi, banjir, dll.), masalah mekanis atau teknis (contohnya, kegagalan sistem), human error (kesalahan manusia), dan keputusan manajemen yang kontroversial atau tidak tepat.

Firsan Nova dalam bukunya "Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan" (2009: 109-111) mengidentifikasi beberapa tahapan krisis, yaitu Sebelum terjadi krisis (Pra Krisis), terdapat tahapan yang harus diperhatikan. Tahapan pertama adalah Peringatan, di mana masalah mulai dikenali, dipecahkan, dan diakhiri sebelum berubah menjadi krisis yang lebih besar. Setelah itu, tahapan Krisis Akut dimulai ketika krisis sudah menjadi perhatian media dan publik, dan perusahaan harus segera mengambil tindakan karena mulai menimbulkan kerugian. Tahap berikutnya adalah Pembersihan, di mana perusahaan berusaha memulihkan diri dari kerugian, menyelamatkan apa pun yang tersisa, memperbaiki reputasi, citra, kinerja, dan lini produksi. Terakhir, setelah krisis berakhir dan perusahaan berhasil mengembalikan kepercayaan publik serta beroperasi normal, masuk dalam Tahap Sesudah Krisis. Tahapan-tahapan ini penting untuk mengidentifikasi dan menangani krisis dengan tepat dan efektif.

Dalam menghadapi krisis, ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk mengelola situasi dengan baik. Pertama, perhatikan kepentingan publik dan kebutuhan mereka yang terkena dampak, seperti korban kecelakaan dan keluarga, serta para karyawan dan keluarga mereka. Selanjutnya, penting untuk bertanggung jawab dan tidak menyembunyikan informasi dari media atau kelompok stakeholder yang terkena dampak krisis. Bersikap terbuka dengan kelompok stakeholder, termasuk badan pemerintah, investor, konsumen, dan masyarakat sekitar, juga menjadi kunci penting dalam menghadapi krisis. Selain itu, sebaiknya menunjuk seorang juru bicara yang bertanggung jawab untuk mengelola pesan dan menjaga akurasi dan konsistensi informasi dari organisasi. Pusat media dan informasi juga harus dibuat untuk memberikan akses informasi yang jelas dan terkini. Ketika ditanya oleh media, pastikan untuk merespons pertanyaan dengan baik sesuai dengan petunjuk yang telah disiapkan. Namun, jika tidak mengetahui jawaban, jangan berspekulasi atau memberikan jawaban yang tidak akurat. Mengikuti langkah-langkah ini akan membantu organisasi menghadapi krisis dengan lebih efektif dan mendapatkan kepercayaan dari publik.

Prinsip-prinsip komunikasi krisis mencakup kemampuan untuk menghadapi kenyataan secara jujur, memberikan informasi dengan cepat dan terbuka, merespons dengan tanggap, serta bertanggung jawab atas kesalahan yang mungkin terjadi. Prinsip-prinsip ini menjadi pedoman dalam merancang strategi komunikasi untuk menghadapi krisis dengan efektif. Melalui komunikasi krisis yang tepat dan berkesinambungan, humas dapat memainkan peran sentral dalam menghadapi tantangan di tengah badai, menjaga reputasi organisasi, dan membangun kepercayaan dengan masyarakat serta pemangku kepentingan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Cara Penggunaan Mendeley