KEGIATAN REVIEW MANDIRI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Nama    : Muhammad Raihan Akhsal

NIM      : 21041017

Prodi     : Ilmu Komunikasi

Instansi : Institut Manajemen Wiyata Indonesia


Komunikasi antarpribadi adalah komunkasi yang terjalin antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Dalam komunikasi antarpribadi, umpan balik atau feedback sangat mungkin terjadi. Karena jenis komunikasi ini memungkinkan komunikator dan komunikan saling mengirimkan pesan serta menerima pesan secara bergantian. Maksud dari komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih dengan beberapa efek serta umpan balik tertentu.


Pengertian komunikasi antarpribadi menurut para ahli


1. Joseph A. Devito


Sebagaimana dikutip dari jurnal Proses Komunikasi Antarpribadi antara Guru dengan Murid Penyandang Autis di Kursus Piano Sforzando Surabaya (2013), Devito menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi adalah penyampaian pesan secara verbal maupun nonverbal antara dua orang atau lebih yang saling memengaruhi.

2. R. Wayne Pace


Menurut Pace, komunikasi antarpribadi atau komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka, yang memungkinkan komunikator menyampaikan pesan secara langsung, dan komunikan menanggapinya pada saat yang bersamaan.

3. Deddy Mulyana


Dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2010), Deddy Mulyana menuliskan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antarmanusia secara tatap muka, yang memungkinkan pesertanya menangkap reaksi orang lain dengan langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.

Prinsip-prinsip dan unsur-unsur komunikasi antarpribadi


Prinsip-prinsip komunikasi


1. Manusia Tidak Bisa Hidup Tanpa Komunikasi

2. Komunikasi Antarpribadi Tidak dapat diubah

3. Melibatkan Etika

4. Menciptakan Makna

5. Metakomunikasi Mempengaruhi Makna

6. Menciptakan Hubungan Berkelanjutan

7. Tidak Bisa Menyelesaikan Semua Hal

8. Efektivitas Komunikasi Bisa dipelajari

Unsur-unsur komunikasi


1. Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan pada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding (penyandian) yaitu proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

3. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media adalah saluran Komunikasi tempat berlalunya pesan komunikator kepada komunikan.

5. Decoding yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaukan oleh komunikator kepadanya.

6. Receiver adalah omunikan menerima pesan dari komunikator.

7. Response (tanggapan) adalah seperangkat reaksi pada komunikan setelah ditimpa pesan.

8. Feedback (umpan balik) yaitu tanggapan komunikan apabila pesan tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

9. Noise adalah gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Fungsi dan tujuan komunikasi antarpribadi


1. Membentuk Identitas Diri


Fungsi komunikasi antar pribadi yang pertama adalah membentuk identitas diri. Dalam artian bahwa komunikasi antar pribadi dapat membantu kita membentuk identitas diri yang didasarkan pada hubungan dan pencitraan diri.

2. Memahami Diri dan Orang Lain


Dalam sistem komunikasi antarpribadi atau sistem komunikasi antar pribadi, memahami diri dan orang lain sangatlah penting. Pemahaman kita tentang diri sendiri dan orang lain dapat diperoleh melalui interaksi yang kita lakukan dengan orang lain dan bersedia membuka diri atau self-disclosure kepada orang lain. Salah satu pengaruh self-disclosure dalam komunikasi antar pribadi diantaranya adalah meningkatkan efektivitas komunikasi antarpribadi.

3. Mengembangkan Hubungan Antarpribadi


Komunikasi antar pribadi dapat membantu kita terhubung dengan orang lain, membentuk serta mengembangkan hubungan yang baik. Sebagai makhluk sosial tentunya kita membutuhkan orang lain untuk mengurangi tekanan dan terhindar dari kesendirian. Membina hubungan dengan orang lain memungkinkan kita untuk saling berbagi dan menjadikan kita menjadi lebih positif terhadap diri sendiri.

4. Menyesuaikan Diri


Komunikasi antar pribadi yang baik memungkinkan kita untuk melihat ke dalam realitas orang lain. Misalnya, mengembangkan hubungan antarpribadi dengan seseorang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan kita dapat memperluas sudut pandang yang kita miliki. Masing-masing individu memiliki gaya antarpribadi sendiri namun kita menyesuaikan diri dengan suara, bentuk, dan isi pesan yang mereka kirimkan. Salah satu dari teori-teori komunikasi antar pribadi yang menjelaskan tentang hal ini adalah teori akomodasi komunikasi. Teori ini menyatakan bahwa pembicara akan menyesuaikan atau mengakomodasi gaya berbicara pendengar dalam rangka untuk memperoleh persetujuan sosial dan efisiensi komunikasi yang lebih besar.

5. Memperoleh Informasi


Selama berlangsungnya proses komunikasi antar pribadi atau proses komunikasi antarpribadi berbagai informasi dan pengetahuan tentang orang lain tersaji dengan melimpah. Hal ini dapat membantu kita untuk berkomunikasi secara lebih efektif dengan orang lain. Mengenal orang lain dapat membantu kita memprediksi apa yang mereka pikirkan, rasakan, dan tindakan mereka.

6. Mengurangi Ketidakpastian


Terkait dengan informasi yang diperoleh selama proses komunikasi, berbagai informasi yang kita bagi dengan orang begitu juga sebaliknya dapat mengurangi sejumlah ketidakpastian yang dialami. Memperoleh informasi yang diperlukan memberikan dampak pada bertambahnya pengetahuan yang kita miliki. Salah satu teori komunikasi antar pribadi yang mengupas pengurangan ketidakpastian adalah teori pengurangan ketidakpastian yang dikemukakan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese.

7. Mempengaruhi Orang Lain


Komunikasi antar pribadi terkadang digunakan untuk mencapai beberapa tujuan salah satunya adalah untuk mempengaruhi orang lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, umumnya kita menggunakan teknik komunikasi persuasif agar orang bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan sesuatu, dan lain sebagainya. Selain menggunakan teknik komunikasi persuasif, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain juga ditunjang dengan keterampilan keasertifan yang membantu dalam menciptakan dan membina hubungan.

8. Manajemen Konflik


Ketika kita berinteraksi dengan orang lain tak jarang akan terjadi konflik. Konflik antarpribadi atau konflik antar pribadi merupakan salah satu dampak ketidakefektifan komunikasi antar pribadi atau disebut juga sebagai dampak komunikasi antarpribadi yang tidak efektif. Konflik yang terjadi dalam hubungan antar pribadi dapat membawa emosi yang negatif. Namun perlu dipahami pula bahwa konflik tidak selalu berdampak negatif atau tidak produktif bagi partisipan komunikasi.

Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa kuantitas konflik dalam sebuah hubungan tidak sepenting bagaimana konflik itu ditangani. Ketika kita dapat menangani konflik dengan baik maka akan mengarah pada kepuasan hubungan. Berbagai jenis manajemen konflik yang dapat dilakukan adalah bersaing, berkolaborasi, akomodasi, penghindaran, dan kompromi.

9. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Suportif


Komunikasi suportif adalah komunikasi antarpribadi yang membantu individu untuk berkomunikasi secara akurat terutama dalam situasi dan kondisi yang sulit. Komunikasi suportif berusaha untuk meningkatkan kualitas hubungan yang positif antara kita dan orang lain ketika menangani suatu masalah dengan cara memberikan umpan balik negatif atau mengatasi masalah yang sulit.

10. Mendeteksi Kebohongan


Komunikasi antar pribadi dapat berfungsi untuk mendeteksi kebohongan seseorang. Hasil studi menunjukkan bahwa metode verbal yang digunakan untuk mendeteksi kebohongan jauh lebih baik dibandingkan dengan metode nonverbal walaupun secara umum terdapat beberapa pandangan yang mengatakan hal sebaliknya. Mendeteksi kebohongan dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode wawancara. Melalui wawancara, pewawancara dapat mengidentifikasi ketidakonsistenan antara jawaban dan bukti yang ada. Selain itu, berbagai petunjuk nonverbal seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh dalam komunikasi lainnya juga dapat digunakan untuk mengungkapkan kebenaran dibalik kebohongan yang dilakukan oleh manusia.

Proses Komunikasi Antarpribadi


Proses Komunikasi Antarpribadi De Vito menjelaskan model komunikasi antarpribadi secara umum. Mengutip dari jurnal "Proses Komunikasi Antarpribadi Bawahan Tuna Rungu-Wicara dengan Atasannya" yang dibuat oleh Immanuel Khomala Wijaya, model ini digunakan untuk proses komunikasi antarpribadi.

1. Pengirim (Source) dan Penerima (Receiver) Pesan Dalam komunikasi antarpribadi ada dua orang atau lebih yang berkomunikasi. Salah satu orang mengirim pesan sementara orang yang lain menerima dan menerjemahkan pesan tersebut. Dalam berkomunikasi ada proses decoding dan encoding. Decoding adalah kegiatan memberi makna pesan yang disampaikan. Sementara encoding adalah kegiatan memproduksi pesan. Kedua aktifitas ini menggambarkan proses komunikasi antarpribadi. COntoh komunikasi antarpribadi encoding ketika berbicara atau menulis. Sementara decong dilakukan ketika mendengar dan membaca.

2. Message (pesan) Pesan adalah sinyal yang bekerja sebagai stimulus bagi komunikan (receiver). Pesan bisa berbentuk suara, bau, rasa, visual, dan kombinasinya. Pesan bisa dilakukan secara terencana, tidak sengaja, dan asal bicara. PAda komunikasi antarpribadi dapat mengirim dan menerima pesan yang bisa diekspresikan secara verbal dan non verbal. Pesan nonverbal bisa berupa gestur tangan, gerak mulut, dan mata.

3. Feedback (umpan balik) Dalam menyampaikan pesan akan menerima proses umpan balik. Feedback adalah reaksi yang muncul ketika seseorang menyampaikan pesan. Orang yang menerima pesan bisa mendengar dan menulis pesan tersebut.

4. Kalimat pembuka Kalimat pembuka ini berisi kumpulan informasi yang diberikan sebagai pengantar, sebelum informasi utama. Kalimat pembuka atau feedforward ini bisa untuk meyakinkan untuk orang yang menerima pesan supaya bisa mengerti.

5. Channel atau Media Proses komunikasi membutuhkan media untuk menyalurkan pesan bisa sampai ke penerima. Media dalam komunikasi antarpribadi bisa berupa telepon, email, atau bertemu secara langsung.

6. Noise (hambatan) Dalam komunikasi antarpribadi ada hambatan yang bisa mengganggu. Hambatan ini bisa menghalangi penerima pesan memproses informasi. Orang yang menerima pesan bisa salah paham. Contoh hambatan dalam komunikasi antarpribadi misal mati listrik yang menyebabkan saluran komunikasi bisa terhambat.

Konsep diri


1. Self awareness


Self awareness adalah kesadaran untuk berusaha lebih dalam memperhatikan pikiran, perilaku, perkataan, serta perasaan diri sendiri. Dengan kata lain, self awareness merupakan sikap untuk mengenali dan memahami diri sendiri.

2. Self esteem


Self esteem adalah sebuah pikiran, perasaan, dan pandangan seseorang atas diri mereka sendiri. Bisa dibilang, self esteem (atau harga diri) berpaku pada seberapa besar seseorang menilai, menyetujui, menghargai, dan menyukai diri mereka sendiri.

3. Self-disclosure


Menurut Wood (2012) self-disclosure adalah pengungkapan informasi mengenai diri sendiri yang biasanya tidak diketahui oleh orang lain. Individu membuka diri ketika individu tersebut membagikan informasi pribadi mengenai diri sendiri, seperti harapan, ketakutan, perasaan, pikiran dan pengalaman.

Proses perkembangan budaya


Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memilki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok tidak akan terhindar dari pengaruh pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adaya kontak-kontak antar kelompok atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu apabila kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya. Pengadopsian tersebut diprngaruhi oleh faktor-faktor fisikal, seperti iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya.Perkembangan zaman juga mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang termasuk dalam kebudayaan.

Mau tidak mau kebudayaan yang dianut semua kelompok sosial akan bergeser baik itu secara lambat maupun cepat yang akanm menimbulkan antara kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dan yang tidak menghendaki perubahan.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan suatu kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan perilaku yang dianut didalam kelompok sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada dimasyarakat, yang menjadi suatu “cambuk” bagi komunitas yang enganut kebudayaan tersebut. Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

Pengaruh perbedaan budaya dalam proses komunikasi antarpribadi


Pengaruh-pengaruh terhadap komunikasi ini sangat beragam dan mencakup semua segi kegiatan sosial manusia. Dalam proses Komunikasi Antar-Budaya unsur-unsur yang sangat menentukan ini bekerja dan berfungsi secara terpadu bersama-sama seperti komponen dari suatu sistem stereo, karena masing-maasing saling membutuhkan dan berkaitan. Tetapi dalam penelaahan, unsur-unsur tersebut dipisah-pisahkan agar dapat diidentifikasi dan ditinjau secara satu persatu. Unsur-unsur sosial budaya tersebut adalah:

1) Sistem keyakinan, nilai dan sikap.

2) Pandangan hidup tentang dunia.

3) Organisasi sosial.

Pengaruh ketiga unsur kebudayaan tersebut pada makna untuk persepsi terutama pada aspek individual dan subjektifnya. Kita semua mungkin akan mlihat suatu obbjek atau peristiwa sosial yanng sama dan memberikan makna objektif yang sama, tetapi makna individualnya tidak mustahil akan berbeda. Misalnya orang Amerika dengan Arab sepakat menyatakan seseorang wanita berdasarkan wujud fisiknya. Tetapi kemungkinan besar keduanya akan berbeda pendapat tentang bagaimana wanita itu dalam makna sosialnya. Orang Amerika memandang nilai kesetaraan antara pria dengan wanita, sementara orang Arab memendang wanita cenderung menekankan wanita sebagai ibu rumah tangga.

Teori kebudayaan


Teori kebudayaan merupakan usaha konseptual untuk memahami bagaimana manusia menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya dalam kelompok, mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan alam, dan memelihara keseimbangannya dengan dunia supernatural. Perspektif ini merupakan perumusan yang mencirikan teori-teori kebudayaan yang dikembangkan atas dasar pengkajian terhadap perilaku manusia dalam perannya sebagai anggota masyarakat. Artinya suatu masyarakat dengan tradisi lisan (non-literate society), bukan masyarakat dengan tradisi tulisan (literate society).

Memahami kebudayaan—membuat teori kebudayaan—adalah yang berasal dari Saussure, Peirce, dan Teori interpretasi teks. Pandangan Saussure yang mencanangkan prinsip penting bahwa tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai (signifiant, signfier, penanda), dan yang ditandai (signifie, signified, petanda). Baik penanda maupun petanda tidaklah dapat dipisahkan satu dari yang lain, seakan-akan yang kedua adalah sisi sebelah dari yang pertama, ibarat kedua sisi sehelai kertas; helai kertas itu sendiri adalah tanda. Baik penanda maupun petanda bersifat mental; penanda adalah citra bunyi, sedangkan petanda adalah gagasan atau konsep.

Komunikasi Verbal dan Non-verbal.


Komununikasi adalah proses pertukaran pikiran atau penyampaian pesan dari pengirim pesan (komunikator) ke penerima pesan (komunikan) dengan tujuan tertentu dan dikemas dengan kata - kata ataupun tanpa kata - kata. Nah, penyampaian pesan ini ada 2 jenis, yaitu verbal dan non-verbal.

Komunikasi Verbal adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Contoh : Guru yang sedang mengajar di kelas, chatting melalui komputer atau smartphone, rapat atau diskusi, menulis surat, dan sebagainya.

Sedangkan komunikasi Non-verbal adalah proses penyampaian pesan yang umumnya menggunakan bahasa tubuh seperti gerakan tangan, raut wajah, gelengan kepala, tanda, tindakan dan sebagainya. Contoh : Tos atau high-five dengan teman sebagai tanda menyampaikan selamat dan sukses, memeluk seseorang sebagai tanda sayang, menganggukkan kepala sebagai tanda setuju.

Efektifitas Komunikasi


Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut maka jika dikaitkan dengan komunikasi maka dapat diartikan bahwa seberapa jauh pencapaian target untuk menyampaikan suatu pernyataan atau pesan oleh seseorang kepada orang lain.

1. Tatapan Mata


Tatapan mata adalah salah satu contoh komunikasi nonverbal yang sangat penting. Sebab, Anda dapat menunjukkan emosi melalui sorot mata, misalnya dengan menatap lekat-lekat, memelototkan mata tanda kurang suka atau terkejut, bahkan berkedip. Di kondisi lain, misalnya saat Anda bahagia, sorot mata Anda akan tampak berbinar dengan pupil mata yang membesar.

2. Gestur


Gestur disebut juga gerakan tubuh. Gestur dapat digunakan untuk menyampaikan sesuatu tanpa harus berkata apa pun. Misalnya, Anda mengangguk tanda setuju. Menggeleng untuk mengatakan tidak. Bisa pula, mengangkat dagu saat menunjuk sesuatu.

3. Ekspresi Wajah


Ekspresi wajah berperan penting dalam mengkomunikasikan apa yang sedang dirasakan atau dipikirkan. Baik itu reaksi positif maupun negatif. Contohnya, jika Anda senang setelah mendengar kabar baik, Anda akan tersenyum. Sebaliknya, jika Anda sedih, Anda akan menunjukkan ekspresi wajah cemberut atau murung.

4. Intonasi


Berbicara adalah komunikasi verbal. Sedangkan nada bicara, intonasi, dan volume suara, adalah bagian dari bahasa nonverbal. Mempertahankan nada suara yang lembut dan rendah saat berbicara dengan kolega atau pimpinan, dapat mempengaruhi energi kedua belah pihak. Cara ini pun akan membuat komunikasi berjalan dengan lancar.

5. Sentuhan


Sentuhan merupakan mikro ekspresi dan bahasa tubuh yang bisa mengungkapkan keramahan atau simpati terhadap rekan kerja, teman, keluarga atau orang yang berada di dekat Anda.

Sedikit sentuhan di tangan atau tepukan di bahu menunjukkan bahwa Anda sedang memberi dukungan atau motivasi kepada kolega Anda. Contoh lain, ketika Anda berjabat tangan dengan genggaman yang mantap, ini dapat memperlihatkan rasa hormat Anda terhadap orang tersebut.

6. Proksemik


Istilah atau jenis bahasa nonverbal yang satu ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Proksemik mencakup jarak dan ruang. Saat melakukan percakapan, Anda mungkin lebih suka berdiri atau dekat dengan seseorang agar bisa mendengar lebih jelas. Proksemik pun dapat menentukan seberapa akrab Anda dengan lawan bicara.

7. Gerakan Tangan


Berhati-hatilah dengan gerakan tangan saat melakukan percakapan. Alasannya, posisi tangan dapat menunjukkan perasaan Anda. Misalnya, Anda meletakkan tangan di dagu atau bersilang di atas meja, dapat menunjukkan Anda tertarik dengan topik yang dibahas oleh lawan bicara. Sebaliknya, saat Anda menopang dagu dengan kedua tangan Anda, hal tersebut bisa menunjukkan Anda merasa bosan atau tidak tertarik.

Kompotensi komunikasi


egala, McGee dan McNellis (1996) mengatakan kompetensi komunikasi antarpribadi adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi secara efektif sehingga dapat melancarkan kemajuan seseorang dalam mencapai tujuan mereka dan secara simultan mencerminkan penghargaan kepada tujuan orang lain. Demikian pula, Spano dan Zimmerman (1995) mendefinisikan kompetensi komunikasi antarpribadi sebagai kemampuan untuk mencapai tujuan antar pribadi sesuai dengan konteks situasional dan relasional. Spitzberg dan Hecht (1984) mendefinisikan kompetensi komunikasi antarpribadi sebagai kemampuan dalam berinteraksi dengan baik dengan orang lain, dimana baik di sini merujuk pada kualitas terhadap keakuratan, kejelasan, dapat dipahami, koherensi, keahlian, keefektifan dan kesesuaian dalam berkomunikasi.

Dari pengertian tersebut, Rubin dan Martin (1994) kemudian mengembangkan Skala Kompetensi Komunikasi antarpribadi, berdasarkan hasil temuan mereka mengenai keterampilan komunikasi antarpribadi yang paling penting dibutuhkan untuk mencapai komunikasi yang efektif. Keterampilan tersebut antara lain: self-disclosure, empathy, social relaxation, assertiveness, interaction management, altercentrism, expressiveness, supportiveness, immediacy, dan environmental control. Berikut ini adalah penjelasan dari setiap keterampilan tersebut.

1. Self-disclosure.


Self-disclosure didefinisikan sebagai kemampuan untuk membuka atau mengungkapkan unsur-unsur kepribadian orang lain melalui komunikasi. Self-disclosure adalah sengaja mengungkapkan informasi yang signifikan tentang diri sendiri yang biasanya tidak diketahui oleh orang lain (Adler, Proctor, & Towne, 2005).

2. Emphaty.


Empathy adalah proses identifikasi dan artinya merasa seperti yang lain dengan menjadikan orang lain sebagai acuan dan bukan berdasarkan referensi pengalaman pribadi. Berempati adalah untuk mengambil sudut pandang lain dalam upaya untuk mengalami pikiran dan perasaan mereka (Adler, Proctor, & Towne, 2005).

3. Social relaxation.


Social relaxation adalah dimensi ketiga dari komunikasi antarpribadi kompetensi dan digambarkan sebagai minimnya atau kurangnya kecemasan atau ketakutan dalam menjalani kehidupan sosial sehari-hari. Terdiri dari perasaan nyaman, ketakutan sosial yang rendah rendah, dan kemampuan untuk menangani reaksi negatif atau kritik orang lain tanpa stres.

4. Assertiveness.


Assertiveness mengacu pada perilaku memperjuangkan hak pribadi seseorang dengan mempertimbangkan hak-hak orang lain. Komunikator yang asertif mengungkapkan kebutuhan mereka, mereka tidak menyerang atau menegasikan kebutuhan orang dan menjaga martabat mereka (Adler, Proctor, & Towne, 2005).

5. Interaction Management.


Interaction management, merupakan kemampuan seseorang untuk menangani prosedur ritual dalam percakapan sehari-hari seperti membahas topik yang akan dibicarakan, melakukan percakapan secara bergantian, memulai dan mengakhiri percakapan, dan mengembangkan topik percakapan.

6. Altercentrism.


Altercentrism dimensi keenam, termasuk didalamnya menunjukkan ketertarikan terhadap topik yang dimulai oleh orang lain, perhatian penuh

pada apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka mengatakannya, tanggap tidak hanya dari apa yang dikatakan tetapi juga apa yang tidak dikatakan, responsif terhadap apa yang lawan bicara pikirkan, dan mampu beradaptasi selama percakapan.

7. Expressiveness.


Dimensi ketujuh adalah dimensi expressiveness, yaitu kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan melalui perilaku nonverbal dan komunikasi verbal dari pikiran dan perasaan. Termasuk di dalamnya perilaku nonverbal seperti ekspresi wajah, gerak tubuh, penggunaan kata-kata yang tepat dalam mengekspresikan diri seseorang.

8. Supportiveness.


Supportiveness adalah kemampuan dalam memberikan tanggapan yang menunjukkan solidaritas dengan situasi lain (Adler, Proctor, & Towne, 2005). Tujuannya adalah agar perasaan yang dimiliki dari kedua orang sama. Akibatnya, komunikasi menjadi jauh lebih mudah.

9. Immediacy.


Immediacy, keterampilan kesembilan, mengacu kepada kesediaan untuk didekati dan tersedia untuk komunikasi.

10. Environmental Control


Environmental control menunjukkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan dapat memenuhi kebutuhan pribadi, kemampuan untuk menangani konflik dan memecahkan masalah dalam suasana kooperatif, dan kemampuan untuk mendapatkan kepatuhan dari yang lain

Konsep mendengarkan dalam Komunikasi Antarpribadi


Mendengar adalah kemampuan penting yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi antarpribadi. Tunjuan mendengar untuk memberikan umpan balik yang menjelaskan bahwa sebagai pendengar memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Mengingat mendengarkan menjadi salah satu syarat dalam berkomunikasi pada umumnya. Mendengarkan menjadi salah satu hal yang penting dalam sebuah proses komunikasi. Tak ayal, sebuah komunikasi menjadi tak tersampaikan dengan baik atau biasa disebut miskomunikasi. Miskomunikasi bisa saja terjadi karena pembicara yang kurang jelas dalam menyampaikan pesannya. Tapi, tak sedikit juga hal itu terjadi karena pendengar tak bisa memahami pesan yang disampaikan dengan baik.

Seseorang dalam mendengarkan informasi secara efektif memiliki prosesnya, yaitu mendengarkan, pemahaman, mengingat, penafsiran dan mengevaluasi.

1. Mendengarkan


Mendengarkan melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap otak manusia. Ada beberapa cara mendengarkan, yaitu: Menangkap, dapat mengenal dan mengetahui maksud yang terucapkan lewat nada, raut wajah, gerak dan lain-lain. Memperhatikan, memusatkan perhatian penuh terhadap informasi yang disampaikan oleh pihak pembicara.

2. Pemahaman


Pemahaman merupakan proses penerimaan arti kata-kata yang disampaikan sehingga dapat sesuai dengan kata-kaa yang keluar dari pihak pembicara. Dengan kata lain topik pembicaraan yang disampaikan, disusun dan diulang kembali sehingga informasi yang disampaikan dapat lebih memahaminya.

3. Mengingat


Setelah memahami informasi yang telah disampaikan, kemudian melakukan pengujian kemampuan berapa besar informasi tersebut dapat disimpan dan dicatat ke dalam suatu memori. Agar informasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama, pendengar perlu melakukan konsentrasi penuh terhadap pesan yang dibicarakan. Hal ini bertujuan bahwa apabila sewaktu informasi dibutuhkan kembali, dapat digunakan sesuai apa yang telah didengarkan dan meminimalisir kesalahpahaman.

4. Menafsirkan


Penafsiran merupakan proses memahami pesan yang disampaikan sesuai dengan ide, harapan dan pengalaman pribadi. Maksudnya Informasi/pesan yang disampaikan dihubungankan dengan informasi/pesan yang telah kita dengar, baca/lihat sebelumnya dari beberapa sumber. Sumbernya misalkan dari televisi, pengalaman pribadi, perbincangan, radio dan lain-lain.

5. Mengevaluasi


Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya mengevaluasi mengenai pesan yang disampaikan. Dengan kecakapan berpikir pendengar menilai yang diungkapkan oleh pembicara, membedakan fakta dan opini, serta mengevaluasi bukti yang dikemukakan pembicara. Apabila pembicaraan tidak sesuai dengan penafsiran pendengar, hal ini akan menimbulkan tanggapan kepada pembicara.

Emosi


Mengenai jenis penyampaian informasi, pesan emosional merupakan pesan yang memaparkan pernyataan emosi baik positif maupun negatif. Rakhmat memaparkan imbauan pesan emosional ini menggunakan pernyataan-pernyataan atau bahasa-bahasa yang menyentuh baik positif maupun negatif.

Sebelum kita mengkomunikasikan emosi kita kita harus terlebih dahulu mengidentifikasikan perasaan kita sesungguhnya. Emosi merupakan campuran dari perasaan. Jadi kita harus mengetahui perasaan yang paling dominan dalam diri kita.

1. Pilihlah Cara Bagaimana Mengkomunikasikan Emosi


Pertama dengan muka mengekspresikan apa yang kita rasakan itu yang kita tunjukan kepada orang lain, kedua memikirkan dengan bijaksana atau ingin meminta belas kasihan tentang apa yang kita rasakan dan ingin memikirkan apa yang kita ceritakan apa menyakiti perasaan orang lain atau tidak.
Empat kriteria pedoman bagaimana kita mengekspresikan emosi kita: pertama menguraikan keadaan yang sekarang. Tetapi terkadang kita tidak ingin memberitahukan apa yang kita rasakan terhadap orang lain dan kita menyimpanya sendiri tetapi terkadang kita juga ingin memberitahukan apa yang kita rasakan terhadap orang lain dan kita berharap orang lain mau menyimpanya dan sebagai teman yang baik pasti akan selalu ada kita.
Ketiga mempunyai standar ukuran untuk menyeleksi waktu yang tepat untuk mendiskusikan perasaan kita. Terkadang seseorang tidak dapat mendengarkan keluhan kita dengan baik, bisa dikarenakan faktor psikologi, fisik yang mempengaruhi dalam menjadi pendengar yang baik terhadap keluhan kita. Dan yang terakhir menyeleksi setting untuk mendiskusikan perasaan yang pantas. Menceritakan cerita yang gembira ketika dekampus atau ke mall atau menceritakan hal yang sedih tidak diruang publik.

2. Rasakan Bagaimana Perasaanmu Berbicara


Seperti I language dan Y language. I language dimana bukan orang lain yang bertanggung jawab akan perasaan kita dan Y language dimana kita yang bertanggung jawab akan perasaan kita.

3. Perhatikan Hatimu berbicara


Adalah komunikasi didalam diri kita sendiri, ketika kita memutuskan tidak marah ada emosi yang bekerja apakah kita akan mengekspresikan persaan kita atau tidak. Dan kita harus memonitor semua persaan yang ada didalam diri kita.

4. Belajar mengadopsi Emosi rasional, dalam menangani perasaan


Mengembangkan cara berpikir rasional untuk memberikan tantangan kelemahan berpikir tentang emosi kita dan menggali konsep diri kita dan hubungan antarpribadi. Langkah pertama ; memonitor emosional kita terhadap suatu kejadian dan tekanan, kedua; mengidentifikasikan kejadian dan situasi yang menimbulkan respon yang tidak menyenangkan. Ketiga ; mendengarkan kata hati dan isi yang dikepala.

5. Merespon Dengan Sensitif Saat Orang Lain Curhat


Sensitif terhadap perasaan yang diekspresikan dan mempunyai keahlian dalam mendengar dan merespon yang lainya ketika membagi perasaanya terhadap diri kita. Memberikan solusi terhadap terhadap ekspresi emosinya bukanlah hal yang palig pertama dibutuhkan dalam menerima ekspresi emosi dari orang lain, tetapi yang paling penting memberikan kebebasan kepadanya dalam mengekspresikan emosi, dengan demikian membuat kita melibatkannya dalam diskusi tentang emosinya, menerima penjelasan emosinya dan menjadi pendengar yang baik kemudian mendiskusikannya secara berkelanjutan semua hal itu dapat menujukan empati kita terhadapnya dan mengkonfirmasikannya kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Cara Penggunaan Mendeley