REVIEW MANDIRI PERILAKU ORGANISASI
REVIEW MANDIRI PERILAKU ORGANISASI
Mahasiswa
adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi, yang berperan sebagai
generasi penerus bangsa serta diharapkan untuk memiliki kemapuan, akhlak yang
mulai serta keterampilan untuk menjadi calon pemimpin di masa depan demi
bangsa. Institut Manajemen Wiyata
Indonesia memfasilitasi setiap mahasiswa untuk menimba ilmu yang
bermanfaat bagi masa depan mahasiswa. Mata kuliah Penulisan dan Presentasi
Ilmiah menjadi dasar untuk mengasah keahlian mahasiswa dalam menulis yang baik
dan benar.
Di
paruh semester kali ini, mata kuliah Perilaku Organisasi membahas berbagai macam
topik seputar keorganisasian. Salah satu topik yang ingin penulis bahas yaitu
topik seputar Work Motivation and Satisfaction. Pembahasan materi tersebut
bertujuan agar mahasiswa dapat memahami seperti apa lingkungan keorganisasian dan
bisa saja menjadi bekal bagi mahasiswa ketika sudah memasuki dunia kerja.
Motivasi
adalah proses psikologis yang terjadi pada seseorang di bawah pengaruh berbagai
faktor. Motif kerja diperlukan sebagai dasar adanya motivasi, yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja. mc Clelland (dalam Hendra,
2010) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang berkaitan dengan motivasi kerja
adalah; 1. Amanah yang memiliki ciri-ciri seperti percaya bahwa dia tahu
bagaimana menyusun jadwal kerja, mengatur jadwal kerja dan membiasakan diri
secara efektif dengan semua proses kerja dan tahu bagaimana menyelesaikan tugas
dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. 2. Ketahanan terhadap
tekanan, tekanan yang dialami karyawan, merupakan masalah tersendiri yang perlu
dibenahi, karena karyawan yang mengalami tekanan kerja berlebihan biasanya
kurang optimal dalam pekerjaannya, sehingga karyawan yang mengatasi sisi
positif dari tekanan justru dapat menginspirasi. orang untuk bekerja lebih baik
dan lebih termotivasi sehingga pekerjaan yang mereka lakukan memenuhi harapan
perusahaan. 3. Tanggung jawab dalam memecahkan masalah, ditandai dengan sikap
individu yang melihat masalah atau sesuatu menurut kebenaran, yang seharusnya
tidak sesuai dengan kebenaran pribadi atau apa yang menurutnya benar, dan
masalah, yaitu peristiwa yang melaluinya dia menganalisis bantuan dari pikiran
yang dapat diterima menurut akal dan realitas. 4. Keputusasaan, dalam proses
kerja karyawan sering dan sering menghadapi masalah yang berbeda, masalah
antara satu karyawan dengan karyawan lainnya tidak selalu sama. Bagi karyawan
yang tidak dapat menyelesaikan masalah mereka karena merasa putus asa, mereka
menghadapi tekanan yang berbeda untuk dapat secara jelas menentukan tujuan
untuk mencapai dan mencapai tujuan, dan untuk mengetahui item pekerjaan mana
yang selesai dan tidak lengkap.
Kepuasan
kerja adalah keadaan emosional yang nyaman atau tidak nyaman di mana karyawan
merasakan pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang
tentang pekerjaannya. Kepuasan kerja ini tercermin dari sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang mereka temui di lingkungan kerja.
(Handoko, 1996). Robbins (2001) menyatakan bahwa ada beberapa aspek yang
menentukan kepuasan kerja. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut; 1)
Pekerjaan yang Menantang Mental Karyawan pada umumnya menyukai pekerjaan yang
memungkinkan mereka menggunakan keterampilan dan bakat mereka, dan yang
menawarkan tugas, kebebasan, dan umpan balik atas kinerja mereka.
Kualitas-kualitas ini membuat pekerjaan menantang secara mental. Terlalu
sedikit pekerjaan yang menantang menyebabkan kebosanan, tetapi terlalu banyak
pekerjaan yang menantang menyebabkan frustrasi dan rasa gagal. Dalam kondisi
tantangan sedang, sebagian besar karyawan mengalami kegembiraan dan kepuasan.
2) Kompensasi yang Adil Karyawan menginginkan sistem penggajian dan kebijakan
promosi yang mereka yakini adil, tidak kabur, dan sesuai dengan harapan mereka.
Ketika gaji dianggap adil berdasarkan persyaratan pekerjaan, tingkat
keterampilan individu dan standar gaji masyarakat, kepuasan lebih mungkin
terjadi. Tentu saja, tidak semua orang mencari uang. Banyak orang bersedia
menerima lebih sedikit uang untuk bekerja di lokasi yang diinginkan atau
pekerjaan yang tidak terlalu menuntut, atau menjadi fleksibel dalam pekerjaan
dan jam kerja mereka. Tetapi kunci rasio pembayaran terhadap kepuasan bukanlah
jumlah absolut yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
Demikian pula, karyawan berusaha untuk lebih banyak kebijakan dan praktik
promosi dan status sosial yang lebih baik. Oleh karena itu, individu yang
merasa bahwa keputusan promosi dibuat dengan cara yang adil kemungkinan akan
mengalami kepuasan kerja. 3) Kondisi kerja yang mendukung Karyawan menjaga
lingkungan kerja, baik untuk kesejahteraan mereka sendiri maupun untuk
memfasilitasi tugas. Penelitian menunjukkan bahwa pekerja lebih menyukai
lingkungan fisik yang tidak berbahaya atau tidak nyaman. Temperatur (suhu),
cahaya, kebisingan dan faktor lingkungan lainnya tidak boleh ekstrim (terlalu
banyak atau terlalu sedikit). 4) Kolega yang Mendukung Orang mendapatkan lebih
banyak dari pekerjaan mereka daripada uang atau manfaat nyata. Bagi sebagian
besar pekerja, bekerja juga memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial. Maka
tidak heran jika rekan kerja yang ramah dan suportif meningkatkan kepuasan
kerja. Perilaku atasan juga merupakan faktor penentu kepuasan. Sebagian besar
penelitian menunjukkan bahwa kepuasan karyawan meningkat ketika manajer lini
baik dan pengertian, memuji pekerjaan yang baik, mendengarkan pendapat
karyawan, dan menunjukkan minat pribadi terhadap mereka. 5) Kesesuaian Kepribadian
dengan Pekerjaan Pada dasarnya, orang yang tipe kepribadiannya sesuai dengan
pekerjaan pilihannya harus menemukan bahwa mereka memiliki bakat dan
keterampilan yang tepat untuk memenuhi tuntutan pekerjaan mereka. Oleh karena
itu, mereka lebih mungkin berhasil dalam pekerjaannya dan karena keberhasilan
itu, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kepuasan kerja yang
tinggi.
Kepuasan
kerja merupakan bagian penting dari seorang karyawan dalam suatu organisasi
karena dengan adanya kepuasan kerja pada seorang karyawan dalam bekerja akan
lebih memotivasi dirinya dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan aspek pekerjaan yang mempengaruhi kepuasan kerja meliputi
komunikasi dan rekan kerja, kemajuan, keamanan kerja, gaji, kepemimpinan
perusahaan dan manajerial, faktor internal kondisi kerja dan aspek sosial di
tempat kerja. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh pertumbuhan gaji, pekerjaan itu
sendiri, pengawasan, rekan kerja, keamanan kerja, kondisi kerja,
manajemen/politik, komunikasi, tanggung jawab, pengakuan, prestasi kerja dan
peluang pengembangan. (Robbin, 2001) Berdasarkan penjelasan di atas, berarti
ada hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja: motivasi kerja
menciptakan kepuasan kerja karyawan, yang pada akhirnya membuat karyawan lebih
produktif dan mencegah frustasi dan rendahnya kepuasan kerja. bagi para
karyawan..., salah satunya adalah kepuasan kerja, yang pada akhirnya memotivasi
para karyawan tersebut untuk bekerja lebih giat lagi untuk memberikan kontribusi
yang lebih baik dan optimal dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Komentar
Posting Komentar